Sekitar 40 persen masyarakat sumbawa atau sekitar 7 ribu orang yang terbagi dalam 57 desa pesisir masih identik dengan miskin. Sebab, sekitar 90 persen nelayan masih menggunakan pola tradisional dengan peralatan seadanya sehingga dipandang perlu untuk sumber daya dengan sebaik-baiknya, untuk membangun dan meningkatkan pendapatan masyarakat. “Sebagian besar masih tradisonal dengan peralatan sederhana, selebihnya atau 10 persen sudah mempunyai pendukung yang modern dan memadai. Dalam artian kapalnya sudah diatas 3 Gt (Gross Ton) sudah mampu bangun kemitraan dengan swasta.
Misalnya ada beberapa yang sudah bermitra dengan swasta di Pulau Sulawesi,” kata Ir.Junaidi, M.Si., Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kabupaten Sumbawa. Menurutnya selain keterbatasan sarana dan prasarana sebagian besar nelayan Sumbawa masih dihadapkan dengan kesulitan mendapatkan bahan bakar dan pengetahuan rendahnya kesadaran untuk tidak menggunakan cara atau alat tidak ramah lingkungan. Padahal ungkapnya, disisi lain Kabupaten Sumbawa memiliki potensi kelautan yang besar yakni perairan sekitar 38 ribu meter persegi dan terdiri dari 63 pulau kecil yang 6 diantaranya berpenghuni serta garis pantai sekitar 928 km.
Sehingga, katanya untuk menyelaraskan potensi dan peningkatan perekonomian masyarakat sumbawa khususnya masyarakat pesisir telah dilakukan pemetaan kawasan pengembangan perikanan tangkap yakni kawasa timur, tengah, barat dan selatan. Dijelaskan, bagian timur terdiri dari Kecamaan Tarano, Empang, Plampang Maronge dan Labangka. “Kecamatan minapolisnya ada di Empang. Karena dianggap memiliki aksess mamadai dari segi permodalan, layanan perbankan dan kebutuhan lainnya. Tapi konsentrasinya fokus di teluk santong,” ujarnya, sembari manambahkan sehingga di Telok Santong telah dibangun Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI). Januari 2013, rencana akan ada pembangunan pabrik pengolahan hasil perikanan tangkap, oleh swasta. Sedangkan, tengah imbuhnya dari Kecamatan Lape hingga Rhee, konsentrasi di Tanjung Pengamas karena terdapat PPI, PPN dan pabrik es mini. Kecamatan minapolis di Kecamatan Sumbawa, mengingat kemudahan sarana penunjang dan akses yang dimiliki. Bagian Barat, dari kecamatan Utan hingga Alas Barat dimana Kecamatan Alas jadi kecamatan sentra minapolisnya. Namun sentra pengembangan di Lab.mapin, karena telah dibangun PPI. “Selatan, rencana di Lunyuk.
Tapi belum dibangun PPI karena ketersediaan anggaran. Kita sudah usul ke pusat, kita mengharapkan dukungan pusat agar bisa ditangani persoalan yang ada secara bersama-sama untuk mengembangkan perikanan tangkap berbasis peningkatan sarana dan prasarana. Sehingga perikanan tangkap dapat menjadi tulang punggung pengembangan perikanan dan perekonomian di Kabupaten Sumbawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar